TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) dilanda gonjang-ganjing. Lima orang yang menyebut dirinya pendiri partai itu menuntut Amien Rais mundur dari dunia politik dan PAN. Kelima orang itu ialah Abdillah Toha, mantan penasihat Wakil Presiden; advokat senior Albert Hasibuan, sastrawan dan jurnalis senior Goenawan Mohamad, penyair dan tokoh budaya Toety Heraty, dan Zumrotin.
Baca: Lima Pendiri PAN Minta Amien Rais Mundur
Amien Rais juga merupakan salah satu pendiri PAN. Ia kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan partai berlambang matahari terbit itu. Dia juga terlibat sebagai anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berikut beberapa alasan para pendiri PAN mendesak Amien Rais mundur:
1. Regenerasi
Dalam suratnya, kelima pendiri PAN itu menyarankan Amien Rais mundur dari politik praktis dan menyerahkan partai kepada generasi yang ada di bawahnya.
"Barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita," demikian tertulis dalam surat terbuka yang dirilis pada hari ini, Rabu, 26 Desember 2018.
2. Tak sejalan dengan prinsip PAN
Kelima pendiri ini dalam suratnya menyebut PAN merupakan partai yang menjunjung kebebasan berpendapat dan demokrasi. Mereka juga menyatakan partai tersebut terbuka, memelihara kemajemukan, dan tidak memosisikan diri mewakili golongan tertentu. PAN, kata kelima orang ini, juga percaya dan mendukung setiap warga negara memiliki kedudukan sama di muka hukum, tidak mengenal mayoritas serta minoritas.
Kelima orang ini pun menilai Amien tak lagi sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut. "Kami mendapatkan kesan kuat bahwa Saudara Amien Rais, sejak mengundurkan diri sebagai ketua umum PAN sampai sekarang, baik secara pribadi maupun mengatasnamakan PAN, seringkali melakukan kiprah manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu."
Menurut mereka, Amien semakin lama kian eksklusif dan tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya.